Sabtu, 19 September 2015

Selalu spt itu

Setiap kali sakit / masuk angin, diare/ flu dan sakit lainnya, selalu ada kambing hitamnya. Makanannya beracun, masakannya gak bener, dapurnya morat-morit gak ditata, dll.
Seperti kali ini diare. Sejak kmrn jumat sehabis isak ritual kerokan. Setelah ritual ini malah berkali-kali ke wc alias diare datang.
Pagi masih juga belum berhenti, malah tambah ambeyen kambuh yang disebabkan barkali-kali bab yang encer. Antibiotik tinggal 1, sebenarnya antibiotik unt tenggorokan, tapi gak pa2 lah drpd gak diobati. ( ke RS / dokter / periksa? Jelas gak maulah. ) Jam pertama setelah ngasih tugas dan pengarahan, ke apotek beli diapet & amoxilin. La diapet yang ada NR ( untuk penyerap racun) lagi kosong, diapet biasa pun jadilah. Diberikan 1 strip isi 4 tablet. Seharusnya diminum pagi 2 tablet dan siang 2 tablet. Siang kutaruh 1 strep lagi di tempat obat. Sampai minggu siang pun masih utuh 4 tablet alias tidak dimakan. Amoxilin yang 1 strip sampai minggu siang baru termakan 3 tablet. La gimana mau sembuh kalau minum obatnya sesuka sendiri. Ya aku tau sih karena obat itu kan usaha si istri bukan usaha sendiri bukan nama obat usulan sang ibu. Coba kalau jenis/nama obat merupakan usulan bunda yaaahh pastilah nurut.
Udah gitu tiduran di luar kamar / di kursi tanpa jaket ( pake kaos lengan pendek). Ehh siang masih tidur di kamar untuk salat yang kasurnya buat naruh jemuran kering yang belum diseterika. Tanpa selimut, pake sarung di bagian atas ( kaos lengan pendek). Kaki tanpa selimut. Daripada kalau ngomong/ diajak ngomong gak berkenan mending diem, diem, n diem. Pokoknya diem jika diem ini lbh baik. ( tak muncul kata yang menyakitkan)
Tak tau maunya apa . . . .