Senin, 19 Agustus 2013

Perlunya sikap ngemong bagi pejabat

Pejabat, yang penulis maksudkan adalah pejabat sekolah khususnya SMP. Pejabat di sini bisa kepala sekolah, wakil kepala sekolah, atau pembantu-pembantu yang lainnya seperti satandar proses, standar penilaian dan standar yang lainnya.
Wakil kepala sekolah merupakan pejabat sekolah yang amat penting bagi sekolah. Kepala sekolah sangat terbantu jika wakil kepala sekolahnya sangat mumpuni dalam mengelola sekolah. Namun sekolah akan rusak dan morat-marit programnya jika wakil kepala sekolah yang seharusnya membantu kepala sekolah itu tak mampu menjalankan tugas-tugasnya. Apa lagi jika ada yang namanya wakil kepala sekolah sebagai boneka dan ada wakil kepala sekolah yang bekerja atau memikirkan mengenai sekolah.
Misalnya jika suatu sekolah, SMP memiliki 4 wakil kepala sekolah namun yang dianggap resmi cuma satu sebagai simbolnya karena merasa tak mampu jika harus memikirkan sekolah sendiri maka dibantu dengan 3 wakil yang membantu memimirkan mengenai sekolah. Maksudnya di sini ada satu wakilboneka dan 3 wakilpembamtu. Jika demikian lalu baaimana strukturnya nanti? Bagaimana/ apa/ siapa yang tertulis pada KTSP nya nanti?
Jika terjadi demikian akan lebih baik jika wakil kepala sekolah yang merasa tidak mampu tersebut mengundurkan diri dari pada merusak dan mengobrak-abrik tatanan sekolah dan KTSP.
Alangkah memalukannya jika sebagai wakil kepala sekolah merasa tidak mampu namun meminta agar menjadi boneka dan meminta ada wakil lain membantu memimirkan mengenai sekolah. Ibaratnya dia menginginkan jabatan saja namun tak bisa bekerja. Jika terjadi seperti tersebut di atas seharusnya sebagai kepala sekolahnya juga harus tegas. Lebih baik mengganti wakil kepala yang tak mampu kerja, tak becus untuk membantu kepala sekolah, yang hanya menginginkan jabatan saja, diganti dengan yang lebih baik. Yang mampu membantunya, yang bisa memikirkan dan menjalankan sekolah dengan baik.
Namun jika kepala sekolah tersebut sama-sama tak paham tetang sekolah maka kepala sekolah itu akan menyetujui dengan usulan adanya wakil kepala sekolah boneka dan wakil dari wakil kepala sekolah yang bertugas untuk merencanakan dan memikirkan sekolah.
Semoga hal di atas tak terjadi di sekolah -sekolah di Kabupaten Wonosobo. Jika di Wonpsobo ada terjadi demikian, saya berharap agar pengawas sekolah atau atasan lainnya bisa memberi pengarahan dan membetulkan sehingga sekolah-sekolah di Wonosobo tetap merupakan sekolah yang dapat dibanggakan.