Selasa, 27 Februari 2018

Manfaatkan Perpusda Untuk Literasi

Siswa SMP pada umumnya tidak menyukai kegiatan membaca. Kegiatan membaca dianggap sebagai kegiatan yang membosankan. Hal ini terlihat ketika pelajaran Bahasa Indonesia, pada waktu kegiatan membaca dan tidak ditunggui oleh guru, mereka tidak membaca, tetapi malah sibuk bermain dan bercerita pada teman- teman mereka. Bahkan ketika ditunggui oleh guru pun masih ada beberapa (±20% ) yang tidak membaca. Mereka pura- pura membaca saat guru berada di dekatnya, saat guru berkeliling kelas.
Ketidak sukaan membaca pada siswa SMP tersebut sebenarnya bisa diubah menjadi salah satu kebutuhan pokok jika kegiatan membaca ini sudah diperkenalkan orang tua sejak dini. Sejak masih batita, orang tua memperkenalkan huruf, kata dengan gambar yang sesuai, cerita dan buku- buku. Selain itu orsng tua juga bisa memperkenalkan anak batitanya dengan perpustakaan. Misalnya, di Wonosobo yang memiliki Perpustakaan Daerah (Perpusda) dengan kelengkapan isinya, yang juga menyediakan arena bermain dan belajar untuk anak batita dan balita. Bahkan menyediakan pula berbagai jenis buku dengan ruang baca yang nyaman. Selain itu perpusda juga menyediakan ruangan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan yang bermanfaat. Misalnya Komunitas Sastra Bimolukar yang memanfaatkan salah satu ruangan untuk kegiatan kesastraannya.
Selain hal itu, perpusda juga menyediakan Perpustakaan Digital dengan berbagai macam buku yang bisa diakses menggunakan internet dengan gratis.
Jika masyarakat mau memanfaatkan fasilitas yang disediakan Pemerintah Kabupaten Wonosobo yang berupa Arsip dan Perpustakaan Daerah atau Arpusda, dengan kelebihan- kelebihan tersebut akan membawa dampak yang positif bagi masyarakat dan perkembangan literasi. Anak- anak akan suka membaca sejak dini, akan mendapatkan berbagai pengetahuan dan keterampilan, selain itu pada akhirnya mereka juga akan senang menulis.

Maka dari itu matilah kita mulai dengan mengajarkan pada anak kita agar memiliki hobi membaca, memanfaatkan Perpustakaan Daerah yang ada dengan berbagai fasilitas yang disediakan dengan sebaik- baiknya, sehingga akan dapat menciptakan masyarakat yang suka membaca dan menulis.

Sealamt Ulang Tahun untuk Perpusda Wonosobo, semoga semakin maju, dan bisa menumbuhkan minat baca pada semua orang dan kalangan. semakin berkembang dan kreatif untuk menarik pengunjung, bisa mempunyai ruang baca yang santai, nyaman beserta music dan cafe' layaknya perpustakaan di negeri tetangga (amiiiin).

semoga tetep bisa berguna bagi seluruh warga wonosobo, koleksinya tambah banyaaak... amiin..

Postingan artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog#WonosoboSenengMaca

Sabtu, 19 September 2015

Selalu spt itu

Setiap kali sakit / masuk angin, diare/ flu dan sakit lainnya, selalu ada kambing hitamnya. Makanannya beracun, masakannya gak bener, dapurnya morat-morit gak ditata, dll.
Seperti kali ini diare. Sejak kmrn jumat sehabis isak ritual kerokan. Setelah ritual ini malah berkali-kali ke wc alias diare datang.
Pagi masih juga belum berhenti, malah tambah ambeyen kambuh yang disebabkan barkali-kali bab yang encer. Antibiotik tinggal 1, sebenarnya antibiotik unt tenggorokan, tapi gak pa2 lah drpd gak diobati. ( ke RS / dokter / periksa? Jelas gak maulah. ) Jam pertama setelah ngasih tugas dan pengarahan, ke apotek beli diapet & amoxilin. La diapet yang ada NR ( untuk penyerap racun) lagi kosong, diapet biasa pun jadilah. Diberikan 1 strip isi 4 tablet. Seharusnya diminum pagi 2 tablet dan siang 2 tablet. Siang kutaruh 1 strep lagi di tempat obat. Sampai minggu siang pun masih utuh 4 tablet alias tidak dimakan. Amoxilin yang 1 strip sampai minggu siang baru termakan 3 tablet. La gimana mau sembuh kalau minum obatnya sesuka sendiri. Ya aku tau sih karena obat itu kan usaha si istri bukan usaha sendiri bukan nama obat usulan sang ibu. Coba kalau jenis/nama obat merupakan usulan bunda yaaahh pastilah nurut.
Udah gitu tiduran di luar kamar / di kursi tanpa jaket ( pake kaos lengan pendek). Ehh siang masih tidur di kamar untuk salat yang kasurnya buat naruh jemuran kering yang belum diseterika. Tanpa selimut, pake sarung di bagian atas ( kaos lengan pendek). Kaki tanpa selimut. Daripada kalau ngomong/ diajak ngomong gak berkenan mending diem, diem, n diem. Pokoknya diem jika diem ini lbh baik. ( tak muncul kata yang menyakitkan)
Tak tau maunya apa . . . .

Senin, 20 Oktober 2014

Pengetahuan Bahasa Indonesia Kelas VII

1. Teks hasil observasi adalah sebuah teks yang menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya. Teks ini merupakan hasil observasi dan analisis secara sistematis yang bersifat umum (general)
2. Teks laporan hasil observasi terdiri dari bagian pembuka berupa definisi umum, bagian isi berupa deskripsi bagian, dan bagian akhir berupa deskripsi kegunaan atau manfaaf
3. Kata transisi adalah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lain.
4. Objek yang digambarkan dalam teks hasil observasi adalah sesuatu yang ada di sekitar kita pada umumnya, misalnya, binatang, tumbuhan, alam, perayaan, benda-benda, dan sebagainya.
5. Beberapa unsur kebahasaan yang dibutuhkan dalam memadukan teks laporan hasil observasi berupa kata, konjungsi, kata berimbuhan, dan kelompok kata (frasa).
6. Ringkasan adalah bentuk ringkas dari karangan yang masih memperlihatkan sosok dasar dari aslinya.
7. Langkah-langkah menyusun ringkasan teks hasil observasi:
a. Membaca teks hasil observasi
b. Mengidentifikasi intisari teks
8. Teks deskripsi adalah tulisan atau karangan yang menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetail sehingga tampak seolah-olah melihat, mendengar, merasakan atau mengalami objek dan peristiwa yang dideskripsikan oleh penulis.
9. Teks eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklasifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan.
10. Teks eksposisi terdiri dari beberapa bagian, yaitu tesis yang merupakan pendapat atau opini, bagian argumentasi atau alasan yang merupakan isi, dan bagian penegasan ulang yang merupakan bagian penutup.
11. Langkah-langkah menyusun teks eksposisu antara lain:
a. Menentukan tesis (pembukaan)
b. Menyusun argumen pendukunf tesis
c. Menyusun penegasan ulang (penutup)
12. Kalimat tunggal adalah bentuk kalimat yang terdiri dari dua unsur inti pembentuk kalimat dengan fungsi sintaksis minimal berupa subjek dan prefikat.
13. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari satu subjek atau lebih dan dua predikat atau lebih. Kalimat tersebut dapat ditambahobjek atau keterangan jika diperlukan.
14. Teks eksposisi dapat memberikan informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
15. Kata-kata aspek adalah kata yang menunjukkan lamanya dan jenisnya perbuatan, misalnya sedang, telah, sudah.
16. Modakitas adalah kata yang mempunyai makna kemungkinan, keharusan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Misalnya harus, akan, ingin, mungkin.
16. Syair merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berasal dari Arab. Syair terdiri dari beberapa bait, satu bait terdiri empat baris, setiap baris sekurang-kurangnya terdiri dari 8 sampai dengan 12 suku kata, memiliki rima (sajak) a-a-a-a, serta merupakan satu kesatuan yang utuh.

Minggu, 14 September 2014

Puisi

1. Ada permata di sebuah desa. Belum terjamah para dewa. Apalagi rakyat biasa. Batik rejeng coklat saga daun carika hijau muda di tengahnya. Sanggar batik Carika Lestari Talunombo asalnya.
Bercerita isi budaya Wonosobo tercinta. Melambai, melalai, memanggil remaja, pemuda dan dewasa. Mengharap budidaya, dikenang dan berkembang. Datangi, sambangi, miliki, tak kan rugi.

2. Hatiku selembar batik sekar jagat yang bermanfaat di dunia dan di akherat. Salat, resepsi, sehari-hari, juga tiduri. Gambar kuda kepang besar mengangkang. Serat kayu warna ungu manis bagai madu. Serupa pipimu saat kau merasa malu menghadapi milikmu diakui tetangga karna tak dirawat, tak dijaga, apalagi merasa bangga. Baru kau merasa berdosa

Jumat, 09 Mei 2014

Teks hasil observasi

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia SMP kelas 7 peserta didik akan mempelajari teks hasil observari. Apakah teks hasil observasi itu? Teks hasil observasi yang disebut juga report merupakan sebuah teks yang menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya, tidak memasukkan opini penulisnya. Teks ini merupakan hasil observasi dan analisis secara sistematis.
Teks hasil observasi berisi fakta-fakta yang bisa dibuktikan secara ilmiah. Objek yang diamati bersifat umum.

Teks Deskripsi
Teks deskriptif merupakan teks yang memberikan informasi suatu hal atau benda secara detail. Hal yang dipaparkan dalam teks ini bisa menggambarkan ciri-ciri benda tersebut secara khusus.
Teks deskripsi adalah teks yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, juga paling sering digunakan dalam sastra, khusunya prosa.

Prosa merupakan teks tanpa gambar, sehingga dalam prosa diperlukan visualisasi untuk menghidupkan cerita agar menyerupai kehidupan sehari-hari. Visualisasi itu dapat dipenuhi oleh teks deskripsi.

Teks eksposisi:
1. Teks eksposisi analisis: teks eksposisi yang berusaha memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu masalah yang diakhiri dengan penguatan opini pnulis yang berupa simpulan.
2. Teks eksposisi hortatori: teks yang berusaha memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu masalah yang diakhiri dengan saran, anjuran, ajakan, imbauan, yang ditujukan pada pembaca.
Dalam teks eksposisi penulis menggunakan alasan atau argumen yang logis sebagai pendukung sehingga kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan.

Selain mempelajari teks observasi dan juga deskripsi, peserta didik juga belajar menulis cerpen. Dalam cerpen terdapat istilah INMedias Res yaitu teknik menulis cerita yang dimulai dari bagian tengah cerita, bukan dari awal cerita. Hal ini dimaksutkan agar cerita itu maka cerita akan menggunakan alur mundur atau flashback sehingga penyajian  cerita akan lebih menarik.
In medias res merupakan bahasa latin yang berarti ke bagian tengah dari sesuatu. In medias res pertama kali dicetuskan oleh Horace dalam karyanya yang berjudul Art Poetica.

Minggu, 03 November 2013

Waspadai Penjagaan Polisi

Dalam perjalanan tak lepas dari persoalan. Bisa persoalan kendaraan yang tak sesuai harapan bisa pula persoalan lain yang datangnya di perjalanan itu sendiri. Misalnya adanya pencegatan polisi di jalan karena terhapusnya marka jalan hingga pengemudi melanggar marka jalan tersebut.
Sabtu tengah malam, penulis mengalami hal tersebut. Di jalan di tengah hutan jati di timur Sragen dan utara Ngawi, marka jalan terlihat putus2 sehingga truk yang berada di depan kami segera kami langgar. Begitu sampai di depan truk 2 polisi segera menghentikan APV kami. 100 ribu melayang untuk memberi fitrah pada polisi tersebut. Meskipun bahasanya nitip sidang dan diberikan kwitansi untuk ditandatangi, namun tetap saja kwitansinya dibawa pilisi itu sendiri untuk menjepit uang yang 100 ribu itu. Kwitansi tidak diberikan pada korban.
Pengalaman ini agar bisa menjadi pelajaran untuk para pengemudi, khususnya pengemudi yang melewati jalan antara Sragen sampai Madiun. Polisinya galak2.
Masih dalam perjalanan tersebut, ternyata jika yang melanggar adalab bus yang kesehariannya memang selalu melewati jalan itu meski melanggar mereka tidak ditindak, tidak didenda. Ada apa ya? Mungkin jawabannya 'Nasibe dewe- dewe', karena saat itu juga ada sedan dan satu truk yang melanggar marka tetapi dibiarkan saja.
Di sini berarti Tuhan menginginkan kami untuk memberi fitrah pada polisi tersebut. OK.

Senin, 19 Agustus 2013

Perlunya sikap ngemong bagi pejabat

Pejabat, yang penulis maksudkan adalah pejabat sekolah khususnya SMP. Pejabat di sini bisa kepala sekolah, wakil kepala sekolah, atau pembantu-pembantu yang lainnya seperti satandar proses, standar penilaian dan standar yang lainnya.
Wakil kepala sekolah merupakan pejabat sekolah yang amat penting bagi sekolah. Kepala sekolah sangat terbantu jika wakil kepala sekolahnya sangat mumpuni dalam mengelola sekolah. Namun sekolah akan rusak dan morat-marit programnya jika wakil kepala sekolah yang seharusnya membantu kepala sekolah itu tak mampu menjalankan tugas-tugasnya. Apa lagi jika ada yang namanya wakil kepala sekolah sebagai boneka dan ada wakil kepala sekolah yang bekerja atau memikirkan mengenai sekolah.
Misalnya jika suatu sekolah, SMP memiliki 4 wakil kepala sekolah namun yang dianggap resmi cuma satu sebagai simbolnya karena merasa tak mampu jika harus memikirkan sekolah sendiri maka dibantu dengan 3 wakil yang membantu memimirkan mengenai sekolah. Maksudnya di sini ada satu wakilboneka dan 3 wakilpembamtu. Jika demikian lalu baaimana strukturnya nanti? Bagaimana/ apa/ siapa yang tertulis pada KTSP nya nanti?
Jika terjadi demikian akan lebih baik jika wakil kepala sekolah yang merasa tidak mampu tersebut mengundurkan diri dari pada merusak dan mengobrak-abrik tatanan sekolah dan KTSP.
Alangkah memalukannya jika sebagai wakil kepala sekolah merasa tidak mampu namun meminta agar menjadi boneka dan meminta ada wakil lain membantu memimirkan mengenai sekolah. Ibaratnya dia menginginkan jabatan saja namun tak bisa bekerja. Jika terjadi seperti tersebut di atas seharusnya sebagai kepala sekolahnya juga harus tegas. Lebih baik mengganti wakil kepala yang tak mampu kerja, tak becus untuk membantu kepala sekolah, yang hanya menginginkan jabatan saja, diganti dengan yang lebih baik. Yang mampu membantunya, yang bisa memikirkan dan menjalankan sekolah dengan baik.
Namun jika kepala sekolah tersebut sama-sama tak paham tetang sekolah maka kepala sekolah itu akan menyetujui dengan usulan adanya wakil kepala sekolah boneka dan wakil dari wakil kepala sekolah yang bertugas untuk merencanakan dan memikirkan sekolah.
Semoga hal di atas tak terjadi di sekolah -sekolah di Kabupaten Wonosobo. Jika di Wonpsobo ada terjadi demikian, saya berharap agar pengawas sekolah atau atasan lainnya bisa memberi pengarahan dan membetulkan sehingga sekolah-sekolah di Wonosobo tetap merupakan sekolah yang dapat dibanggakan.